Wisata Kerajinan Cobek dan Lumpang The Indonesian Traditional of Cobek and Lumpang’s Craft

Pada tahun 1981, kerajinan cobek dan lumpang mulai dijadikan mata pencaharian penduduk di dusun Petung Wulung desa Toyomarto kecamatan Singosari. Kerajinan ini dipelopori oleh bapak Rasid yang kemudian keahliannya diwariskan kepada anak cucunya hingga sekarang. Penyebaran kerajinan cobek dari satu rumah ke rumah lainnya juga dipengaruhi oleh dibukanya pusat penambangan pasir di dusun tersebut. Daerah pemasarannya meliputi Bali, Banyuwangi, Surabaya, Samarinda, Banjarmasin, Manado, dan Malang.
Proses pembuatan cobek yang terbuat dari batu hitam tidak mudah, sebab memerlukan waktu yang lama dan tenaga yang ekstra. Berbeda dengan cobek yang terbuat dari beton, sebab dalam satu kali cetak mampu menghasilkan cobek dalam skala yang lebih banyak.

Dibawah ini terdapat jenis ukuran dan harga rata-rata tiap cobek, yakni sebagai berikut:

 Ukuran 15 : Rp 4.000,00
 Ukuran 20 : Rp 7.500,00
 Ukuran 25 : Rp 8.000,00
 Ukuran 30 : Rp 12.000,00
 Ukuran 35 : Rp 20.000,00

Daftar nama pengusaha cobek dusun Petung Wulung, desa Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang

Photobucket

Gambar Cobek:

Photobucket

Photobucket

0 komentar: