POTENSI DESA TOYOMARTO SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA SEJARAH DAN BUDAYA KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG

Desa Toyomarto merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan Singosari kabupaten Malang dengan luas wilayah kurang lebih 905 Ha. Sedangkan menurut batas wilayah desa, maka desa Toyomarto terletak di sebelah selatan yang berbatasan dengan Gunung Rejo Kecamatan Singosari, sebelah utara berbatasan dengan Ketindan Kecamatan Lawang. Sebelah barat desa tersebut berbatasan dengan hutan Singosari, Ardimulyo dan Candi Renggo di sebelah timur.

Pada Desa Toyomarto, terbagi dalam delapan dusun yakni dusun Ngujung, dusun Petung Wulung, dusun Glatik, dusun Sumberawan, dusun Bodean Krajan, dusun Bodean Puthuk dan dusun Wonosari. Masing-masing dusun tersebut memiliki kelebihan tersendiri. Adanya potensi desa tersebut, maka diperlukan pengembangan baik potensi desa dari segi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maupun pelestarian benda Cagar Budaya yang dapat digunakan sebagai obyek pariwisata sejarah dan budaya. Oleh sebab itu, maka diperlukannya berbagai cara untuk mempromosikan potensi desa tersebut. Salah satu caranya melalui pembuatan katalog berupa buku yang berisi deskripsi semua potensi desa Toyomarto.

Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari

Photobucket

Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari terletak di dusun Glatik desa Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang. Berdasarkan jarak tempuh, 20 km sebelah utara kota Malang, dengan ketinggian 800-1200 m diatas permukaan laut. Luas areal 67,72 Ha, terdiri dari kantor, laboratorium, guest house, perumahan pegawai, kebun rumput, kandang pejantan, balai pertemuan, asrama gedung promosi, dan lainnya.

Pada tahun 1976, pemerintah daerah propinsi Jawa Timur bekerjasama dengan pemerintah Belgia (AB 05 dan ATA 73) mendirikan laboratorium semen beku di Wonocolo-Surabaya. Perkembangan selanjutnya, pemerintah pusat mengambil alih pengelola laboratorium dan ditetapkan sebagai cabang Balai Inseminasi Buatan Wonocolo pada tahun 1978. Tahun 1982, adanya pemindahan lokasi dari Wonocolo ke Singosari-Malang. Kemudian pada tahun 2004, statusnya menjadi Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIB).

Inseminasi buatan (IB) adalah suatu tehnik memasukkan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina dengan menggunakan inseminasi gun (postulate). Hal ini dilakukan agar hewan betina tersebut bunting. IB merupakan tehnologi yang murah untuk memperbaiki mutu genetik ternak, mengubah dengan cepat konfigurasi genetik ternak, mudah dilaksanakan secara massal dan mencegah penyebaran penyakit reproduksi. Di Indonesia telah dikenal dan dilaksanakan sejak tahun 1950. Namun, baru pada tahun 1972 di Indonesia dilaksanakan secara intensif di lapangan dengan menggunakan semen beku.

Secara umum, BBIB memproduksi dan mendistribusi mani beku dari aneka pejantan sapi, kambing dan ikan seperti ikan Koi, Tawes, ikan Mas, ikan Patin. Sedangkan jenis sapi pejantan yang tersedia di BBIB sebanyak 92 ekor dan 21 ekor kambing (data Desember 2006), sebagai berikut;

a. Sapi Bali : 11 ekor
b. Sapi Brahman : 5 ekor
c. Sapi Limosin : 23 ekor
d. Sapi Simental : 20 ekor
e. Sapi Angus : 1 ekor
f. Sapi FH : 24 ekor
g. Sapi Madura : 3 ekor
h. Sapi Brangus : 2 ekor
i. Sapi Ongole : 3 ekor
j. Kambing peranakan Etawa (PE)
- Pejantan : 10 ekor
- Kambing Betina : 4 ekor
k. Kambing Boer
- Pejantan : 5 ekor
- Kambing betina : 2 ekor

BBIB Singosari memiliki tugas dan fungsi, yakni sebagai berikut;
a. Produksi, distribusi, pemasaran dan pemantauan mutu semen beku aneka pejantan sapi, kambing dan ikan serta pengembangan inseminasi buatan.
b. Melaksanakan pelatihan yang berhubungan dengan inseminasi buatan.
c. Melaksanakan uji performan dan uji zuriat.
d. Menguji kualitas semen dari balai IB yang lain

Visi BBIB Singosari
Komersialisasi potensi Singosari menuju pasar internasional

Misi BBIB Singosari
a. Meningkatkan produksi semen beku, diversifikasi produk yang berkualitas melalui pengujian yang akurat dan teknologi mutakhir.
b. Melaksanakan replacement pejantan dan produksi bibit unggul secara berkesinambungan yang ditunjang oleh optimalisasi pakan ternak dan biosecurity.
c. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pendidikan dan pelatihan secara promosi dan penempatan berdasarkan potensi guna tercapainya kesejahteraan.
d. Mengoptimalkan fasilitas serta meningkatkan nilai tambah aset fisik dan intelektual dengan pengembangan teknologi dan pendaftaran hak paten merk.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan, pemasaran dan penjualan produk, monitoring dan evaluasi.
f. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, efisiensi dan akuntabilitas, koordinasi dan komunikasi serta pelayanan guna mewujudkan manajemen bisnis modern.

Photobucket

Informasi
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan
Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari
Kotak pos 08 Singosari
Malang, 65153
Telp. (0341) 458359, 458669, Fax. (0341) 458359
Web://bitnak.ditjennak,deptan.go.id/pls
Email:bibsingosari@malang.wasantara.net.id

Wisata Agro Kebun Teh Wonosari

Photobucket
Kebun teh Wonosari yang berada di desa Toyomarto kecamatan Singosari, kabupaten Malang telah dibuka sejak tahun 1875 oleh NV. Cultuur Maatschappy. Pada awalnya ditanami teh dan kina selama 32 tahun. Namun ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942-1945, sebagian teh diganti tanaman pangan. Pada tahun 1950 yang ditandai pada masa nasionalisasi, maka perusahaan milik penjajah diambil alih oleh pemerintah. Sehingga tanaman kina secara keseluruhan diganti dengan tanaman teh. Kemudian pada tahun 1996 resmi dikelola oleh PTP Nusantara XII (Persero) kantor pusat di Jl. Rajawali no. 44 Surabaya.

Adapun luas kebun the Wonosari 1.144,31 Ha yang terbagi menjadi 3 kebun, yakni adf. Wonosari 370,31 Ha di Desa Toyomarto, afd. Gebug Lor 344,11 Ha di desa Wonorejo kecamatan Lawang, afd. R.Agung 429,89 Ha di desa Ambal-ambal kecamatan Kejayan. Luas budidaya tanaman pokok teh 628,86 Ha dengan produksi teh sebanyak 1000 ton/th dan produksi harian 3000 kg. Produk teh Wonosari kurang lebih 90% di ekspor ke mancanegara, sedangkan 10% dijual di dalam negeri.

Pabrik teh Wonosari memiliki tugas untuk mengolah teh melalui 5 tahap, proses penerimaan pucuk teh; proses pelayuan; proses penggilingan; fermentasi ; pengeringan; sortasi; pengepakan dan pengiriman.

Wisata agro Wonosari berada pada ketinggian 950-1.250 meter dpl. Sedangkan jarak tempuh dari kota Lawang 6 km, jarak 30 km dari kota Malang dan 80 km dari kota Surabaya. Daerah wisata tersebut menyediakan berbagai fasilitas rekreasi, olahraga dan penginapan. Hal tersebut meliputi taman bermain, kolam renang, kereta mini, kebun binatang mini, lahan perkemahan, hiburan musik electone dan band, kesenian daerah, depot rolas dan catering, wartel, rumah bunga, swalayan, aula Santoon dan Java Cocoa, tea walk, out bond, berkuda, kunjungan pabrik dan tour kebun, jalur sepeda sehat, lapangan sepak bola, lapangan volley dan lapangan tenis.

Gambar Kebun Teh:

Photobucket

Photobucket

Pemesanan dan Informasi
Telp (0341) 426032, 425123, flexi (0341) 7643643, fax (0341) 425123
E-mail : www.agro_Wonosari@yahoo.com
e-mail : Wonosari_07@yahoo.com

Rekening Bank
Bank Mandiri Malang Merdeka No.a/c : 144-000.202927-7
Bank Jatim Lawang no : a/c : 0591.0000.71
a/n PTPN XII Kebun Wonosari

Wisata Sejarah Candi Sumberawan

Photobucket

Candi Sumberawan berada di dusun Sumberawan, desa Toyomarto Kecamatan Singasari Kabupaten Malang Jawa Timur. Tepatnya berada di lereng Gunung Arjuna. Dekat dengan mata air yang sangat besar. Negarakrtagama menyebutnya 'Kasuranggan' atau Tempat Para Dewa. Pada awalnya berada ditengah-tengah telaga. Di Candi Sumberawan yang dibangun di zaman Ken Arok, letaknya sekitar satu kilometer dari gerbang Candi Singhasari, yang beragama Hindu. Untuk menempuh candi Sumberawan pengunjung harus meniti pematang sawah dan sungai sejauh 500 meter dari jalan raya Desa Sumberawan.

Situs itu melambangkan tempat beribadatan agama Budha, dengan suasana alam yang damai dan indah. Menurut juru kunci Candi Sumberawan Nur Rahmat, ada dua tempat di wilayah situs tersebut yakni pemandian Ken Dedes dan Ken Arok. Lokasi pemandian itu pun terpisah dan sampai saat ini masih terpelihara. Candi Sumberawan bersifat buddhistik menunjukkan bahwa sejak dahulu keragaman agama sangat dihargai, dan hanya berbentuk stupa. Pada badan candi tidak terdapat hiasan apapun. Badan candi berbentuk bujur sangkar dan terdiri atas dua tingkat. Saat ini, terdapat telaga yang jernih di Selatan candi. Airnya digunakan untuk minum dan mengairi sawah penduduk.

Gambar Candi:

Photobucket

Pusat Penambangan Pasir

Penambangan pasir termasuk salah satu potensi desa yang mampu memberikan kontribusi cukup besar bagi pembangunan desa. Terutama tersedianya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar dan pendapatan bagi pemilik tanah. Proses penambangan ini dilakukan jika surat ijin dan serah beli tanah antara pengusaha dan pemilik tanah diselesaikan. Berdasarkan luas wilayah yang dimiliki pengusaha tambang memiliki batas minimal 3000 meter dan maksimal 3 Ha tanah untuk dilakukan penambangan. Biasanya, satu lokasi dimiliki oleh satu pengusaha dengan jumlah penggali pasir sebanyak 50 orang. Kemudian dibentuk team atau grup kecil yang tiap team terdiri dari 5 orang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembagian tugas dan mempercepat pekerjaan. Pekerjaan penambangan pasir banyak dikerjakan oleh para pria, sebab memerlukan keberanian untuk mendaki tempat yang tinggi. Penggalian dilakukan dimulai dari permukaan tanah paling atas kemudian dikeruk ke bawah agar tidak terjadi longsor. Oleh sebab itu, pekerja penggali pasir diberi julukan si manusia laba-laba.

Pemandangan sisa tempat penggalian pasir tersebut sangat menakjubkan. Sebab luasnya sisa penambangan pasir memberikan bentuk permukaan tanah yang unik, seperti bentuk permukaan tanah yang tidak beraturan, banyaknya lubang sisa penggalian pasir, pemandangan batu-batu besar yang indah dan terbentuknya danau buatan menambah keindahan tempat tersebut.

Pendapatan penggali pasir berkisar pada 75-100 ribu/hari. Sedangkan bagi pekerja menutuk batu yang biasanya dilakukan oleh para wanitnya, sebesar 20-25 ribu per hari. Pemasaran pasir hitam yang dihasilkan daerah Toyomartomeliputi daerah Malang, Lawang dan Pasuran. Hal ini disebabkan oleh permintaan dalam kota sendiri semakin hari bertambah, sehingga permintaan untuk daerah lain terbatas. Harga rata-rata pasir satu truk mencapai 75-90 ribu, sirtu (pasir dan batu) sebesar 50-70 ribu/truk dan batu kecil sekitar 75-150 ribu/truk.

Gambar Penambangan Pasir

Photobucket

Photobucket

Wisata Kerajinan Cobek dan Lumpang The Indonesian Traditional of Cobek and Lumpang’s Craft

Pada tahun 1981, kerajinan cobek dan lumpang mulai dijadikan mata pencaharian penduduk di dusun Petung Wulung desa Toyomarto kecamatan Singosari. Kerajinan ini dipelopori oleh bapak Rasid yang kemudian keahliannya diwariskan kepada anak cucunya hingga sekarang. Penyebaran kerajinan cobek dari satu rumah ke rumah lainnya juga dipengaruhi oleh dibukanya pusat penambangan pasir di dusun tersebut. Daerah pemasarannya meliputi Bali, Banyuwangi, Surabaya, Samarinda, Banjarmasin, Manado, dan Malang.
Proses pembuatan cobek yang terbuat dari batu hitam tidak mudah, sebab memerlukan waktu yang lama dan tenaga yang ekstra. Berbeda dengan cobek yang terbuat dari beton, sebab dalam satu kali cetak mampu menghasilkan cobek dalam skala yang lebih banyak.

Dibawah ini terdapat jenis ukuran dan harga rata-rata tiap cobek, yakni sebagai berikut:

 Ukuran 15 : Rp 4.000,00
 Ukuran 20 : Rp 7.500,00
 Ukuran 25 : Rp 8.000,00
 Ukuran 30 : Rp 12.000,00
 Ukuran 35 : Rp 20.000,00

Daftar nama pengusaha cobek dusun Petung Wulung, desa Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang

Photobucket

Gambar Cobek:

Photobucket

Photobucket

Wisata Kerajinan Sandal Spon dan Klompen The Indonesian Traditional of Sponge and Klompen’s Craft

Pada tahun 1964, Kotamadya Malang memiliki tiga kerangka tujuan yakni tercapainya kota Malang sebagai kota industri, kota pariwisata, dan kota pendidikan. Salah satu pengrajin sandal spon dan klompen yang merupakan home industri terdapat di dusun Ngujung dan dusun Sumberawan kecamatan Singosari. Kerajinan klompen yang ada telah diwarisi secara turun-temurun, sedangkan pembuatan sandal spon muncul pada tahun 1992.

Sebagian besar pemasarannya ke Jawa Tengah, Surabaya, Madura, Bali, Malang dan berbagai kota lainnya di Indonesia. Selain itu, tidak jarang hasil karya pengrajin tersebut telah diekspor ke Jepang dan manca negara lainnya. Daerah dusun Ngujung sampai saat ini pengusaha yang terdaftar sebanyak 17 pengusaha sedangkan di dusun Sumberawan terdapat 30 pengusaha.

Dibawah ini beberapa nama pengusaha sandal spon dan klompen dusun Ngujung, desa Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang

Photobucket

Daftar nama pengusaha sandal spon dan klompen dusun Sumberawan, desa Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang.

Photobucket

Contoh Sandal dan Klompen :


Photobucket

Photobucket